WhatsApp

Rumah 1 Lantai vs Rumah 2 Lantai – Perang Gaya Hidup Anak Muda!

Lagi hunting rumah pertama? Selamat! Pasti seru sekaligus bikin pusing ya milihnya. Salah satu tipe yang sering jadi incaran anak muda kayak kita-kita ini kan Tipe 60. Ukurannya pas, nggak kekecilan, nggak kegedean. Tapi, muncul dilema baru: mending pilih Tipe 60 yang 1 lantai atau yang 2 lantai? Sama-sama 60 meter persegi luas bangunannya, tapi feel-nya beda banget, lho!

Banyak yang mikir, rumah 2 lantai itu otomatis lebih keren, lebih modern, atau kesannya lebih ‘dapet‘ ruangnya. Apalagi kalau lihat rumah-rumah zaman sekarang, kayaknya yang tingkat itu lagi ngetren banget. Tapi, hold on! Jangan buru-buru ikut arus. Gimana kalau ternyata rumah 1 lantai Tipe 60 itu justru pilihan yang lebih smart, lebih chill, lebih anti ribet, dan lebih pas buat gaya hidup kita sebagai generasi milenial atau Gen Z?

Kita bakal bandingin nih, rumah Tipe 60 (ingat ya, total luas bangunannya sama-sama 60m²) versi 1 lantai versus versi 2 lantai. Bedanya cuma gimana 60m² itu disusun: melebar ke samping (1 lantai) atau menjulang ke atas (2 lantai). Yuk, kita spill the tea kenapa rumah 1 lantai bisa jadi game changer buat kamu yang lagi cari hunian idaman!

rumah type 40 di purwokerto

Kelebihan Rumah 1 Lantai Tipe 60: Kenapa Lebih Oke Buat Kamu?

Oke, kita bongkar satu-satu kenapa rumah Tipe 60 yang 1 lantai ini bisa jadi pilihan yang worth it banget buat kamu.

Dompet Aman, Hati Tenang (Budget-Friendly & Peace of Mind)

Ngomongin rumah, pasti nggak lepas dari urusan duit. Nah, ini salah satu keunggulan utama rumah 1 lantai.

  • Biaya Bangun Awal Lebih Ringan:
    • Ini fakta yang cukup konsisten: bangun rumah 1 lantai itu hampir selalu lebih murah dibanding rumah 2 lantai dengan total luas bangunan yang sama, misalnya Tipe 60 kita ini. Bedanya bisa lumayan signifikan, ada yang bilang bisa 30% sampai 50% lebih hemat!.Kenapa bisa begitu? Logikanya simpel. Struktur rumah 1 lantai itu lebih sederhana. Nggak perlu mikirin pondasi yang harus super kuat buat nahan beban lantai dua, nggak perlu struktur kolom dan balok tambahan yang rumit, nggak perlu bikin tangga. Material bangunan yang dibutuhkan juga cenderung lebih sedikit secara keseluruhan. Ini jelas bikin biaya konstruksi jadi lebih bersahabat. Cocok banget buat kamu yang baru pertama kali beli rumah (first-time home buyer) atau yang budgetnya mungkin belum terlalu tebal.Memang sih, ada juga yang bilang kalau rumah 2 lantai itu bisa jadi lebih hemat per meter perseginya atau bahkan total biayanya kalau lahannya sempit banget. Tapi, ini biasanya karena faktor harga tanah yang mahal banget di kota besar, jadi orang ‘terpaksa’ bangun ke atas. Atau kadang perbandingannya nggak apple-to-apple (misal, Tipe 60 2 lantai dibanding Tipe 45 1 lantai). Kalau kita bandingin Tipe 60 vs Tipe 60 dengan luas bangunan total yang sama, biaya konstruksi 1 lantai hampir pasti lebih rendah karena tingkat kerumitan struktur 2 lantai itu lebih tinggi.Nah, biaya awal yang lebih rendah ini efeknya panjang, lho. Ini bukan cuma soal hemat pas bayar kontraktor aja. Artinya, kamu punya sisa budget yang bisa dipakai buat hal lain yang nggak kalah penting buat bikin rumah jadi ‘rumah‘: beli sofa idaman, dekorasi interior yang aesthetic, pasang kitchen set keren, atau bahkan bisa mengurangi jumlah pinjaman KPR kamu. Ini ngasih kamu fleksibilitas finansial yang lebih gede di awal perjalanan punya rumah, jadi nggak terlalu stres mikirin cicilan atau biaya tak terduga.
    Estimasi Perbandingan Biaya Bangun Rumah Tipe 60 (Konstruksi)
FiturRumah 1 Lantai (Tipe 60)Rumah 2 Lantai (Tipe 60)Catatan
Estimasi Biaya/m²Rp 3 juta – Rp 5 jutaRp 4 juta – Rp 6 juta+Tergantung kualitas material & kompleksitas desain
Estimasi TotalRp 180 jt – Rp 300 jtRp 240 jt – Rp 360 jt+Luas bangunan total 60m²
*Disclaimer: Angka ini hanya estimasi kasar ya! Biaya riil sangat tergantung pada lokasi proyek, pilihan material, kerumitan desain, upah tukang di daerahmu, dan siapa kontraktor yang kamu pilih.
  • Perawatan Hemat Budget & Waktu (Lower Maintenance Costs & Effort):
    • Ini nih, keuntungan jangka panjang yang sering dilupakan. Rumah 1 lantai itu juaranya soal perawatan yang gampang dan murah.
    • Coba bayangin: bersih-bersih rumah jadi lebih sat-set! Nggak perlu capek naik turun tangga bawa sapu, pel, atau vacuum cleaner. Mau ngecat ulang dinding luar? Lebih gampang. Mau bersihin jendela atau talang air? Nggak perlu akrobat atau sewa tangga tinggi. Semuanya ada di satu level yang gampang dijangkau. Buat kamu yang mageran atau nggak punya banyak waktu buat beberes, ini life saver banget!
    • Kemudahan perawatan ini bukan cuma soal hemat tenaga, tapi juga hemat uang dalam jangka panjang. Kalau ada kerusakan kecil, mungkin kamu bisa perbaiki sendiri karena gampang diakses. Kalaupun panggil tukang, biayanya bisa jadi lebih murah karena nggak terlalu ribet. Risiko kerusakan karena ada bagian rumah yang susah dijangkau (kayak talang air di lantai 2 yang mampet atau dinding luar lantai atas yang rembes) juga jadi lebih kecil. Plus, ada potensi tagihan listrik dan air juga bisa lebih irit karena perawatannya lebih simpel. Ini kayak hidden saving yang terus berjalan selama kamu tinggal di sana, bikin pengeluaran bulanan lebih terkontrol.

Anti Ribet, Semua Bisa Akses (Hassle-Free Access for Everyone)

Selain soal duit, kenyamanan dan keamanan akses itu penting banget. Di sinilah rumah 1 lantai bersinar terang.

  • Nggak Perlu Naik Turun Tangga (No Stairs = Safety & Convenience):
    • Ini keunggulan paling jelas dan paling signifikan dari rumah 1 lantai: nggak ada tangga!.
    • Kenapa ini penting banget? Pertama, soal safety. Kalau di rumah ada anak kecil yang lagi aktif-aktifnya lari-larian, nggak adanya tangga itu mengurangi drastis risiko mereka jatuh dan cedera. Kedua, buat orang tua atau kakek-nenek kita (lansia), rumah 1 lantai itu jauh lebih ramah mobilitas. Mereka bisa bergerak bebas ke semua ruangan tanpa perlu susah payah naik turun tangga yang menguras tenaga dan berisiko. Ini juga berlaku buat teman atau anggota keluarga penyandang disabilitas yang mungkin pakai kursi roda atau alat bantu jalan lainnya. Ketiga, soal convenience sehari-hari. Mindahin belanjaan dari mobil ke dapur, bawa cucian kotor ke mesin cuci, atau bahkan mindahin furnitur kalau lagi mau ganti suasana, semuanya jadi lebih gampang dan sat-set tanpa halangan tangga.
    • Mikirnya jangan cuma buat sekarang. Mungkin saat ini kamu masih muda, sehat, dan lincah naik turun tangga. Tapi coba pikirin 10, 15, atau 20 tahun ke depan. Gimana kalau nanti orang tua kamu ikut tinggal bareng? (Ini kan umum banget ya di budaya kita). Atau gimana kalau (amit-amit) ada kondisi kesehatan yang bikin mobilitas terbatas? Rumah 1 lantai itu kayak investasi buat masa depan, alias future-proof. Kamu nggak perlu pusing mikirin biaya mahal buat pasang lift rumahan atau menghadapi kesulitan akses di hari tua nanti. Ini adalah konsep desain inklusif yang bikin rumah nyaman dihuni oleh siapa saja, dalam kondisi apa saja, dan mengantisipasi perubahan kebutuhan keluarga di masa mendatang.
  • Evakuasi Lebih Gampang (Easier Emergency Evacuation):
    • Ini aspek keamanan yang krusial tapi sering terlewat. Kalau (semoga nggak pernah kejadian) ada kondisi darurat kayak kebakaran atau gempa bumi, evakuasi dari rumah 1 lantai itu jauh lebih cepat dan mudah.
    • Kenapa? Karena semua pintu keluar ada di lantai dasar. Kamu nggak perlu panik lari menuruni tangga dalam situasi bahaya, yang mana bisa menambah risiko cedera. Akses keluar langsung dari ruang tamu, kamar tidur, atau bahkan dapur (kalau ada pintu samping) itu sangat berharga di saat genting.
    • Secara psikologis, ini juga memberikan rasa aman atau peace of mind yang lebih besar, terutama kalau kamu punya anak kecil atau tinggal di daerah yang punya potensi bencana alam.

Fleksibel Buat Gaya Kamu (Lifestyle Flexibility)

Rumah Tipe 60 satu lantai juga nawarin fleksibilitas yang menarik buat diutak-atik sesuai selera dan kebutuhanmu.

  • Desain Interior Lebih Luwes? (Potential for Open Plans & Easier Layout Changes):
    • Banyak yang bilang kalau rumah 1 lantai itu lebih gampang didesain tata ruangnya dan lebih fleksibel buat diatur-atur. Cocok banget buat kamu yang suka konsep open plan alias ruang terbuka tanpa banyak sekat.
    • Gimana bisa? Karena nggak ada tangga yang ‘makan‘ tempat (tangga itu bisa menghabiskan beberapa meter persegi, lho!) dan nggak ada struktur lantai atas yang membatasi penempatan dinding atau kolom di lantai bawah, kamu jadi punya ‘kanvas‘ 60m² yang lebih bebas buat diatur. Mau bikin ruang tamu menyatu mulus dengan ruang makan dan dapur biar terasa lega? Bisa banget! Mau bikin kamar tidur utama terasa lebih luas? Mungkin bisa diakali. Langit-langit atau plafon juga bisa didesain lebih kreatif, misalnya dibikin lebih tinggi atau pakai model ekspos, karena nggak terbentur sama lantai atas.
    • Memang benar, rumah 1 lantai butuh lahan yang lebih luas dibanding rumah 2 lantai dengan luas bangunan yang sama. Tapi kalau kita fokus ke dalam rumahnya, untuk luas bangunan Tipe 60 yang sama, rumah 1 lantai justru bisa memberikan kebebasan tata ruang internal yang lebih besar. Bandingkan dengan rumah 2 lantai Tipe 60 yang ruangannya terbagi jadi sekitar 30m² di lantai bawah dan 30m² di lantai atas, plus area tangga. Di rumah 1 lantai, kamu punya 60m² utuh di satu level buat diatur denahnya sesuai impianmu, tanpa terlalu terkekang sama struktur vertikal. Kalaupun suatu saat mau renovasi atau nambah ruang (misalnya nambah kamar atau memperluas dapur) ke arah samping atau belakang (selama lahannya masih ada), secara struktur biasanya lebih mudah dan lebih murah dibanding nambah lantai ke atas yang butuh perkuatan pondasi dan struktur yang signifikan.
  • Potensi Hemat Energi (Potential Energy Savings):
    • Ada argumen kalau rumah 1 lantai itu cenderung lebih hemat energi, terutama buat urusan pendinginan ruangan (AC).
    • Alasannya? Udara panas itu kan sifatnya naik ke atas. Di rumah 2 lantai, lantai atas seringkali terasa lebih panas dibanding lantai bawah, apalagi pas siang hari. Akibatnya, AC di lantai atas perlu kerja ekstra keras (dan makan listrik lebih banyak) buat mendinginkan ruangan. Nah, di rumah 1 lantai, suhu ruangan cenderung lebih merata dan konsisten di seluruh area, jadi beban kerja AC bisa lebih ringan. Selain itu, pencahayaan alami dari matahari juga potensial lebih gampang masuk ke semua sudut ruangan karena nggak terhalang lantai atas, jadi bisa mengurangi pemakaian lampu di siang hari.
    • Tapi, fair enough, ada juga sumber yang bilang sebaliknya. Rumah 2 lantai yang dirancang dengan baik justru bisa lebih efisien energi karena penataan pipa air dan kabel listriknya bisa lebih terpusat, atau karena punya potensi ventilasi silang dan bukaan jendela yang lebih banyak/tinggi sehingga sirkulasi udara dan cahaya alami lebih optimal.
    • Jadi, soal hemat energi ini sebenarnya sangat tergantung sama desain spesifik rumahnya, material yang dipakai, orientasi bangunan terhadap matahari, iklim lokasi, dan tentu saja, kebiasaan kamu sebagai penghuni. Klaim 1 lantai lebih hemat mungkin lebih terasa efeknya buat pendinginan di iklim tropis kayak Indonesia. Yang jelas, rumah 1 lantai punya potensi untuk lebih hemat energi kalau didesain dengan benar. Ditambah lagi, biaya maintenance seperti listrik dan air untuk bersih-bersih atau perawatan rutin juga cenderung lebih hemat karena areanya lebih simpel.
rumah 2 lantai purwokerto

Oke, Terus Keunggulan Rumah 2 Lantai Apa Dong?

Biar adil dan informasinya lengkap, kita juga perlu lihat sisi lain koin. Kenapa sih banyak juga orang yang akhirnya milih rumah Tipe 60 yang 2 lantai? Ini penting biar kamu bisa nimbang-nimbang plus minusnya secara objektif sebelum ambil keputusan.

  • Hemat Lahan Banget (Land Efficiency):
    • Ini dia alasan utama dan paling kuat kenapa rumah 2 lantai jadi primadona, terutama di perkotaan: efisiensi penggunaan lahan.
    • Dengan luas bangunan total 60m², rumah 2 lantai itu cuma butuh tapak tanah (footprint) sekitar 30m² sampai 40m² saja (belum termasuk sisa lahan buat taman atau carport). Bandingkan dengan rumah 1 lantai Tipe 60 yang butuh lahan minimal 60m² untuk bangunannya saja, plus sisa lahan. Perbedaan kebutuhan luas tanah ini krusial banget kalau kamu cari rumah di kota besar dimana harga tanah per meternya bisa bikin nangis. Dengan bangun ke atas, kamu bisa punya rumah dengan luas yang sama (60m²) di lahan yang lebih kecil dan (semoga) lebih terjangkau lokasinya. Sisa lahan yang ada di rumah 2 lantai pun masih bisa dimanfaatkan buat taman mungil, teras, atau carport.
    • Ini adalah trade-off utama yang perlu kamu pertimbangkan matang-matang. Kamu ‘menukar’ kemudahan akses, potensi biaya bangun dan perawatan yang lebih rendah (di rumah 1 lantai) demi bisa punya rumah dengan luas bangunan yang sama di lahan yang lebih kecil atau di lokasi yang lebih strategis tapi mahal (dengan rumah 2 lantai). Pilihan ini sangat dipengaruhi oleh lokasi incaranmu dan budget yang kamu punya untuk beli tanah atau rumah jadi.
  • Privasi Lebih Mantap (Better Privacy Zoning):
    • Rumah 2 lantai memungkinkan pemisahan zona yang jelas antara area publik dan area privat.
    • Biasanya, lantai 1 dipakai untuk aktivitas umum: ruang tamu buat nerima tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan, mungkin ada satu kamar mandi tamu. Nah, lantai 2 jadi area yang lebih personal: kamar tidur utama, kamar tidur anak, kamar mandi dalam, atau ruang santai keluarga yang lebih privat. Jadi, kalau lagi ada teman atau saudara datang, area kamar tidurmu tetap ‘aman’ dan nggak kelihatan kalau lagi berantakan. Ini cocok banget buat kamu yang sering kedatangan tamu, butuh ruang kerja yang tenang di rumah, atau memang suka pemisahan fungsi ruang yang tegas. Sebaliknya, di rumah 1 lantai, karena semua ruangan ada di level yang sama, privasi antar ruangan memang bisa jadi tantangan.
  • Pemandangan & Balkon (Views & Balcony Potential):
    • Kalau lokasi rumahmu punya pemandangan yang oke, lantai atas rumah 2 lantai bisa jadi spot terbaik buat menikmatinya. Entah itu pemandangan taman komplek, hijaunya perbukitan, gemerlap lampu kota, atau sekadar langit senja. View dari lantai 2 pasti lebih luas dan nggak terhalang rumah tetangga atau pohon serendah di lantai 1.
    • Plus, rumah 2 lantai memungkinkan kamu punya balkon. Balkon ini bisa jadi tempat favorit buat ngopi pagi, santai sore sambil baca buku, atau bahkan jadi area jemur baju yang praktis. Ini bisa jadi nilai tambah buat gaya hidupmu.
  • Potensi Nilai Jual Kembali? (Potential Higher Resale Value):
    • Beberapa pengamat properti atau sumber menyebutkan kalau rumah 2 lantai itu punya potensi nilai jual kembali (resale value) yang lebih tinggi dibanding rumah 1 lantai dengan tipe sejenis.
    • Alasannya bisa jadi karena rumah 2 lantai dianggap lebih modern, kelihatan lebih megah, atau memang lebih banyak dicari di pasar properti perkotaan yang lahannya terbatas. Tapi, ini nggak bisa digeneralisir ya. Nilai jual kembali itu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor: kondisi rumahnya, lokasi persisnya, fasilitas sekitar, dan tentu saja, tren pasar properti saat itu.
    • Tren pasar itu dinamis. Mungkin sekarang rumah 2 lantai lagi populer. Tapi, seiring meningkatnya kesadaran akan isu aksesibilitas untuk lansia, biaya perawatan jangka panjang, dan kebutuhan gaya hidup yang lebih simpel, bukan nggak mungkin daya tarik rumah 1 lantai justru akan meningkat di masa depan, terutama buat segmen pasar tertentu (misalnya, pasangan yang anaknya sudah besar, pensiunan, atau keluarga dengan anggota berkebutuhan khusus). Jadi, jangan jadikan potensi resale value ini sebagai satu-satunya patokan utama dalam memilih.

Jadi, Tim Rumah 1 Lantai atau 2 Lantai Nih?

Oke, setelah kita bongkar semua plus minusnya, sekarang waktunya ambil kesimpulan.

Kalau kita bandingin apple-to-apple antara rumah Tipe 60 satu lantai dan dua lantai (ingat, luas bangunannya sama!), rumah satu lantai itu jelas punya keunggulan signifikan di beberapa area yang penting banget buat kita, anak muda:

  1. Lebih Ramah di Kantong: Biaya bangun awalnya cenderung lebih murah, ngasih kamu ruang napas lebih buat ngatur keuangan di awal.
  2. Perawatan Anti Ribet: Lebih gampang dan murah buat dibersihin dan dirawat jangka panjang, hemat waktu, tenaga, dan duit.
  3. Akses Super Nyaman: Nggak ada tangga berarti aman buat anak kecil dan lansia, nyaman buat semua usia, dan praktis buat aktivitas sehari-hari.
  4. Lebih Aman: Evakuasi darurat lebih mudah, mengurangi satu potensi risiko kecelakaan di rumah (jatuh dari tangga).

Tapi, real talk, nggak ada jawaban yang 100% benar atau salah buat semua orang. Pilihan rumah itu super personal. Ujung-ujungnya, keputusan ada di tangan kamu, disesuaikan sama kondisi dan prioritasmu masing-masing.

Sebelum mutusin, coba deh jawab jujur pertanyaan-pertanyaan ini:

  • Budget Kamu Gimana? Berapa dana maksimal yang siap kamu keluarin buat beli atau bangun rumah? Dan yang nggak kalah penting, berapa budgetmu buat biaya perawatan rutin dan nggak terduga nantinya?
  • Keluarga dan Kebutuhan Ruang? Berapa orang yang bakal tinggal di rumah itu? Apakah ada (atau berencana punya) anak kecil? Apakah ada orang tua atau lansia yang akan tinggal bareng? Seberapa penting privasi antar ruangan buat kamu dan keluarga?
  • Lokasi dan Lahan? Kamu mau tinggal di daerah mana? Gimana harga tanah di sana? Berapa luas lahan yang tersedia atau yang sanggup kamu beli?
  • Gaya Hidup dan Rencana Masa Depan? Seberapa sering kamu nerima tamu? Ada rencana orang tua tinggal bareng di masa depan? Kamu lebih suka rumah dengan konsep open plan yang lega atau yang banyak sekatnya buat privasi?

Kalau kamu tipe orang yang:

  • Mementingkan kepraktisan dan kemudahan dalam hidup sehari-hari.
  • Pengen budget yang lebih terkontrol, baik di awal maupun jangka panjang.
  • Mikirin kenyamanan dan keamanan jangka panjang buat semua anggota keluarga, termasuk antisipasi masa depan.
  • Suka fleksibilitas tata ruang dan potensi renovasi yang lebih simpel.

Maka, rumah Tipe 60 satu lantai itu bisa jadi pilihan yang solid banget dan sangat masuk akal. Mungkin secara tampilan nggak se-‘wah’ atau se-instagenic rumah 2 lantai pada pandangan pertama, tapi keunggulan nyata di sisi biaya, aksesibilitas, keamanan, dan kemudahan perawatan itu real dan bisa bikin hidup kamu sebagai pemilik rumah jadi lebih less stress dan lebih nyaman.

Jadi, jangan cuma ikut-ikutan tren ya! Pertimbangkan baik-baik semua faktornya. Jangan ragu buat masukin rumah 1 lantai ke dalam daftar pertimbangan serius kamu. Siapa tahu, rumah impianmu yang paling pas itu ternyata nggak perlu bertingkat-tingkat!

You might also like
Rute Trans Banyumas Untuk Jelajahi Purwokerto dan Sekitarnya dengan Mudah, Hemat, dan Gaya

Rute Trans Banyumas Untuk Jelajahi Purwokerto dan Sekitarnya dengan Mudah, Hemat, dan Gaya

Rumah Mezzanine – Gaya, Hemat Ruang, dan Idaman Milenial? Studi Kasus: Rose Sharia Residence Purwokerto

Rumah Mezzanine – Gaya, Hemat Ruang, dan Idaman Milenial? Studi Kasus: Rose Sharia Residence Purwokerto

Pentingnya Mengenal Desain Rumah dan Jasa Bangun Rumah

Pentingnya Mengenal Desain Rumah dan Jasa Bangun Rumah

Ketahui Keunggulan Investasi Tanah dan Tanah Kavling Siap Bangun dalam Perumahan

Ketahui Keunggulan Investasi Tanah dan Tanah Kavling Siap Bangun dalam Perumahan

Perkembangan Pasar Jual Beli Rumah Purwokerto dan Strategi Mencari Hunian Ideal

Perkembangan Pasar Jual Beli Rumah Purwokerto dan Strategi Mencari Hunian Ideal

11 Alasan Banyak Orang Memilih Rumah Purwokerto?

11 Alasan Banyak Orang Memilih Rumah Purwokerto?